ILMU BUDAYA DASAR
KARYA TULIS KEBUDAYAAN SUNDA
DISUSUN OLEH:
Ade Hilda Sawitri
1KA06/10116096
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi
S1 – Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
Latar
Belakang
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah someah hade ka semah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.
.
Tujuan
Membahas tentang kebudayaan Sunda
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah someah hade ka semah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.
.
Tujuan
Membahas tentang kebudayaan Sunda
Etos budaya
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di Nusantara.
Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan
masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan menuju keutamaan
hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan
pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Kebudayaan
Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi
bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Sistem
kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda Wiwitan yang
mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar
masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak
beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan
ditujukan untuk kebaikan di alam semesta.
Nilai-nilai budaya
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang
membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa
Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan
sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih
asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan
saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki
sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama,
hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada
kebudayaan Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan
upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan
gotong-royong untuk mempertahankannya.
Kesenian
Budaya Sunda memiliki banyak
kesenian, diantaranya adalah kesenian sisingaan, tarian khas Sunda, wayang
golek, permainan anak-anak, dan alat musik serta kesenian musik tradisional
Sunda yang bisanya dimainkan pada pagelaran kesenian.
Sisingaan adalah kesenian khas Sunda yang menampilkan
2–4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Sisingaan
sering digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitanan. Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan
karakter tertentu dalam suatu cerita pewayangan. Wayang dimainkan oleh seorang
dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang di mainkan. Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian
klasik. Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu
berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut
ketuk sejumlah 3 buah.
Alat musik khas sunda yaitu, angklung, rampak kendang, suling, kacapi, goong, calung. Angklung adalah instrumen musik yang terbuat dari
bambu yang unik enak didengar. Angklung juga sudah menjadi salah satu warisan
kebudayaan Indonesia. Rampak kendang adalah beberapa kendang (instrumen musik
tradisional Sunda) yang dimainkan bersama secara serentak. Seni Reak (kuda lumping) adalah sebuah pertunjukan yang
terdiri dari empat alat musik ritmis yang berbentuk seperti drum yang terbuat
dari kayu dan alas yang di pukul terbuat dari kulit sapi, yang di sebut dog-dog yang ukurannya beragam yaitu Tilingtit (ukuran kecil), Tung (lebih besar dari Tilingtit), Brung (lebih besar dari Tung), Badoblag (lebih besar dari Brung).
Ditambah oleh 1 alat musik ritmis
bernama bedug yang dipikul dua orang dan ditambah
lagi oleh satu alat musik melodis berupa Tarompet yang terbuat dari kayu yang
melantunkan musik sunda sampai dangdut yang terkadang di temani seorang sinden.
Seni reak ini menampilkan atraksi transendensi dunia metafisika ke dalam dunia
profan yang disebut (kaul atau
jadi, hari jadi) dan atraksi dari Bangbarogan. Bangbarongan adalah sebuah kostum yang digunakan
oleh orang yang sedang kaul,
terbuat dari kayu yang berbentuk kepala besar bertaring dan berwarna merah
ditambah karung goni untuk menutupi tubuh sang pemakai. Seni ini terdapat di
daerah Bandung Timur dari kecamatan Ujung
Berung, Cibiru sampai dengan Kabupaten Sumedang.
Provinsi Jawa Barat adalah
provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bandung sebagai ibu
kota provinsi, merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.
Sebagian
penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan
Jawa di pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata
pencaharian penduduk Jawa Barat yang utama adalah bertani. Bertaninya pun
bermacam-macam. Ada yang bertani padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan
bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat juga banyak terdapat perkebunan
teh, cengkih, tebu, dan kina.
Kebudayaan
masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam,
Jawa, dan kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai
membakar kemenyan (pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian
pernikahan tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan
pemberian kado serta hidangan prasmanan model Belanda.
Banyak
yang harus kita pelajari dari kebudayaan yang ada di Jawa Barat. Jika kita
merasa bahwa Budaya Jawa Barat merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak
ada salahnya mengenal Kebudayaan Jawa Barat.
Provinsi
jawa barat memiliki filosofi yang patut di acungi jempol, diantaranta adalah
Silih Asah
Silih Asih
dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan filsafat hidup yang di
pegang penduduk asli Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita kenal
sebagai Sunda yang ber ibukota di Bandung.
Maksud dan
arti filosofi tersebut adalah menimbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling
mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar
sesama. Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal budi yang di landasi oleh
filsafat tersebut. Agak berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain di Nusantara,
Masyarakat jawa barat yang berbahasa sunda sangat dipengaruhi budaya yang
berakar pada nilai-nilai yang berasal dari tradisi masyarakat setempat. Dan
dalam interaksi sosial, masyarakat di di jawa barat menganut falsafah seperti
yang sudah di sebutkan tadi.
Rasa
persaudaraan menciptakan keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan sehingga
tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di
pedesaan, mereka memelihara kelestarian lingkungan dengan cara penuh kerja sama
dengan warga setempat. Sehingga di provinsi Jawa Barat ini banyak muncul
masyarakat yang atas inisiatifnya sendiri dapat memelihara lingkungan alam
mereka.
Dalam
kehidupan beragama, masyarakat di jawa barat relatif dikenal sebagai masyarakat
yang sangat agamis dan relijius, dan memegang teguh nilai-nilai agama yang di
anut di yakini yakni agama Islam. Sebagian besar penduduk jawa barat memeluk
agama islam, disusul Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan
lainnya.
Sebagian
besar budaya Jawa Barat didominasi suku Sunda dan adat tradisionalnya yang
penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di jawa barat. Untuk
melestarikan budaya Jawa Barat, pemerintah daerah menetapkan 12 desa budaya,
yakni desa khas yang di tata untuk kepentingan melestarikan budaya dalam bentuk
adat atau rumah adat.
Macam
macam seni dan budaya masyarakat Sunda, Jawa Barat :
1. Pakaian Adat/Khas Jawa Barat
Suku sunda
mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya
merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya
bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat
nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian
dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
A. Wayang Golek
Wayang Golek merupakan kesenian
tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur
sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam
boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita
pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta
iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.
B. Jaipong
Jaipong
merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari
dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi
musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong. Jaipong ini
biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan
berakan – gerakan khas tari jaipong.
C. Degung
Degung
merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan.
Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung
ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang,
goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan
sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di
Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara
hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga
digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Barat lainnya.
D. Rampak Gendang
Rampak
Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini
adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama
tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya
dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus
dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta
atau pada acara ritual.
E. Calung
Di daerah
Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian
yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan
dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan
nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh
5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian
sunda atau pengiring dalam lawakan.
F. Pencak Silat
Pencak
silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah
menjadi kesenian Nasional. Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian
yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela
diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan
memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain
yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang
sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan
dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring
yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
G. Sisingaan
Sisingaan
merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini
ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang
ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh
tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara
peringatan hari-hari bersejarah.
H. Kuda Lumping
Kuda
Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan
cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti
kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu
menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan
gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya
akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan
dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh
seorang pawang.
Kesenian
ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat
husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.
I. Bajidoran
Bajidoran
merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan
musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagu
daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat
musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi,
Rebab, Jenglong serta Terompet. Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam
sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara pesta.
J. Cianjuran
Cianjuran
merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang
dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas
Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran
ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.
K. Kacapi Suling
Kacapi
suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan
alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling
ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya
nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam
bahasa sunda disebut Sinden.
L. Reog
Di daerah
Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya
ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang
disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang
mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan
membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah
cerita lucu atau lelucon.
3. Ritual Khas Jawa Barat
Pelabuhan Ratu, itulah nama pantai
yang terletak kurang lebih 60 km arah selatan Kota Sukabumi ini. Pantai ini
merupakan salah satu obyek wisata kebanggaan Pemerintah Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat. Obyek wisata ini cukup terkenal berkat panorama alamnya yang indah,
udaranya yang sejuk, dan hamparan pasirnya yang luas.
Di samping keindahan alamnya,
Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal dengan pesta laut, yaitu melarungkan kepala
kerbau dan sesaji lainnya ke tengah laut. Tradisi ini diselenggarakan oleh para
nelayan setempat setiap tanggal 5 April setahun sekali. Tradisi ini merupakan
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikan berupa
hasil tangkapan ikan. Acara pesta laut ini biasanya disertai pula dengan
berbagai kegiatan seperti bakti sosial, lomba-lomba, dan pementasan hiburan
(wayang, dangdut, drumband, tari-tarian, dan lain-lain). Tradisi ini
berlangsung selama 2 hari satu malam. Untuk mengikuti acara tersebut tidak
dipungut biaya.
Daya tarik Pantai Pelabuhan Ratu
ialah kondisi gelombang air lautnya cukup cocok bila digunakan untuk olahraga
surfing, sebab ketinggian gelombangnya cukup stabil. Dengan kondisi air yang
seperti itu, maka di pantai ini terdapat beberapa tempat surfing yang sering
dikunjungi wisatawan, yaitu Batu Guram, Karang Sari, Cimaja, Karang Haji,
Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh, dan Ujung Genteng. Beberapa tempat
surfing tersebut ramai dikunjungi para wisatawan tepatnya pada bulan Mei hingga
Oktober, saat kondisi ombak sedang tinggi.
Selain cocok sebagai tempat
surfing, Pantai Pelabuhan Ratu juga menyuguhkan keindahan alam berupa batu-batu
karang yang menjorok ke laut. Di atas batu karang ini, wisatawan dapat
duduk-duduk sambil memancing atau sekedar melihat cipratan air laut yang
menerjang bebatuan yang mirip dengan butiran mutiara. Dari atas batu karang
itu, pelancong juga dapat melihat kapal-kapal nelayan yang sedang mencari ikan
tampak dari kejauhan. Kapal-kapal itu terlihat kecil-kecil bagaikan perahu
mainan anak-anak yang sedang terapung.
Setelah puas menyusuri keindahan
Pantai Pelabuhan Ratu, wisatawan dapat menjajal aura mistik yang terdapat di
Samudera Beach Hotel yang berada sekitar 300 meter dari pantai ini. Di dalam
hotel itu terdapat cerita mistik tentang keberadaan kamar No. 13 yang konon
menjadi persinggahan Ratu Laut Selatan, “Nyai Roro Kidul”. Kamar ini sering
dijadikan sebagai tempat bersemedi meminta ketenangan batin dan berkah dalam
hidup. Di kamar itu, wisatawan juga boleh melakukan semedi atau sekedar
melihat-lihat suasana kamar yang disakralkan tersebut. Begitu memasuki ruangan
itu, pelancong akan dikejutkan dengan suasana mistik dan desain ruangan yang
didominasi dengan warna hijau. Konon, warna itu merupakan kesukaan Nyi Roro
Kidul. Selain warnanya, aksesoris-aksesoris di kamar itu juga menggambarkan
suasana Istana Pantai Selatan yang cukup megah.
Di kawasan obyek wisata Pantai
Pelabuhan Ratu juga terkenal dengan adanya ritual tahunan yang diselenggarakan
oleh masyarakat setempat, yaitu ritual mandi suci atau Ngabungbang. Kata
ngabungbang berasal dari “Nga” yang berarti ngahijikan (menyatukan) dan
“bungbang” yang berarti membuang atau membersihkan. Secara umum, ritual ini
berarti mandi suci untuk menghilangkan unsur-unsur buruk, baik lahir maupun
batin. Selain itu, ritual ini juga dimaksudkan sebagai sarana dalam memohon
ampunan Tuhan, meminta kekuatan agar tercapai segala cita-cita, serta
mengharapkan peningkatan kualitas hidup penuh kemakmuran. Tradisi tahunan ini
diselenggarakan pada malam hari (mulai pukul 24.00 WIB) saat bulan purnama
tanggal 14 di bulan Maulud, dan berlokasi di muara Sungai Cisukawayana, Pantai
Pelabuhan Ratu.
Menurut pengakuan masyarakat
setempat, pada awalnya tradisi ini diciptakan oleh Raja Hyang Brahma dari
Kerajaan Medang Gali (galih/galuh) pada tahun 175—205 M. Ritual ini kemudian
diteruskan oleh Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjadjaran dan berkembang hingga
sekarang.
Kawasan wisata ini juga
dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan (TPI) yang menjual berbagai macam ikan
laut seperti cakalan, layur, cumi-cumi, bawal, udang, dan lain-lain dalam kondisi
masih segar. Pelancong dapat membawa pulang ikan-ikan laut itu untuk oleh-oleh
keluarga di rumah. Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung proses pendaratan
kapal para nelayan dari melaut, dapat berkunjung ke tempat pelelangan ikan
sekitar pukul 11.00—13.00 WIB. Pada jam-jam tersebut biasanya para nelayan
sedang mendaratkan kapal-kapalnya.
Jika pelancong ingin melanjutkan
berwisata mengelilingi Kabupaten Sukabumi, terdapat obyek wisata lain yang tak
kalah menarik, yaitu Pantai Karang Hawu yang terletak sekitar 20 km dari Pantai
Pelabuhan Ratu. Pantai ini konon merupakan lokasi istana Nyai Roro Kidul.
DAFTAR PUSTAKA