DESKRIPSI TUGAS AUDIT TEKNOLOGI SISTEM
INFORMASI
Nama : Ade Hilda. S
Kelas : 4KA07
NPM : 10116096
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019/2020
Audit teknologi sistem
informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur
teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat
berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan
kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini
dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi
informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua
kegiatan sistem informasi dalam suatu perusahaan. Istilah lain dari audit
teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan
apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan
integratif dalam mencapai target organisasinya.
Metode dan Alat Yang
digunakan dalam Audit TSI
1. Wawancara
Wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Wawancara terbagi atas dua
kategori, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Peneliti juga bisa
menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder,
kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Tidak
terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya
memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Observasi adalah
metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap
dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang
kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi
menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant
Dalam
participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non
participant
Non
participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3. Kuesioner
Kuesioner
merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti
telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan
bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu
kuesioner terbuka, kuesioner tertutup, dan kuesioner semi terbuka.
a. Kuesioner
terbuka
Kuesioner terbuka
adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk
menjawab.
b. Kuesioner
tertutup
Kuesioner tertutup
adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh
objek penelitian.
c. Kuesioner
Semi Terbuka
Kuesioner semi
terbuka adalah kuesioner yang pilihan jawabannya telah diberikan oleh peneliti,
namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan
kemauan mereka.
4. Studi
Dokumen
Studi
dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti
berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen
primer
Dokumen primer adalah
dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa,
misalnya: autobiografi
b. Dokumen
sekunder
Dokumen sekunder
adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan atau cerita orang lain,
misalnya: biografi.
Para auditor sistem informasi secara khusus
berkonsentrasi pada evaluasi kehandalan atau efektifitas pengendalian / kontrol
sistem. Kontrol adalah sebuah sistem untuk mencegah, mendeteksi atau
memperbaiki situasi yang tidak teratur. Terdapat tiga aspek penting yang
berkaitan dengan definisi kontrol di atas, yaitu :
a. kontrol adalah sebuah sistem,
dengan kata lain kontrol terdiri atas sekumpulan komponen-komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
b. Fokus dari kontrol adalah situasi yang tidak teratur, dimana keadaan
ini bisa terjadi jika ada masukan yang tidak semestinya masuk ke dalam sistem.
Jurnal Informatika
2 . Kontrol digunakan untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki situasi
yang tidak teratur, sebagai contoh :
a. Preventive control : instruksi yang diletakkan pada dokumen untuk
mencegah kesalahan pemasukan data
b. Detective control : Kontrol
yang diletakkan pada program yang berfungsi mendeteksi kesalahan pemasukan data
c. Corrective control : program yang dibuat khusus untuk memperbaiki
kesalahan pada data yang mungkin timbul akibat gangguan pada jaringan, komputer
ataupun kesalahan user.
Secara umum, fungsi dari kontrol adalah untuk menekan kerugian yang
mungkin timbul akibat kejadian yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi pada
sebuah sistem.
Tugas auditor adalah untuk menetapkan apakah kontrol sudah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan untuk mencegah terjadinya situasi yang tidak
diharapkan. Auditor harus dapat memastikan bahwa setidaknya ada satu buah
kontrol yang dapat menangani resiko bila resiko tersebut benar-benar terjadi.
Jenis – jenis Audit Sistem Informasi
Ada beberapa jenis atau tipe dari audit sistem
informasi, antara lain adalah:
Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (Financial Statement
Audit) merupakan audit yang dijalnkan untuk mencari tahu tingkat kewajaran
laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Apabila sistem akuntasi organisasi
yang diaudit adalah sistem akuntasi berbasis komputer maka audit dilaksanakan
pada sistem informasi akuntansi, apakah prosss atau mekanisme sistem dan
program komputer sudah selsai, pengendalian umum sistem memadai dan data yang
telah substansif.
Audit Operasional
Ada tiga jenis audit operasional (Operational
Audit), antara lain:
- Post Implementation Audit
Pelaksanaan post implementasi audit atau audi setelah implementasi ini dijalnakan oleh auditor dengan penerapan, pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang diimplementasikan harus dimutakhirkan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai dengan keperluan atua mengandung kesalahan - Conccurrent Audit (Audit Bersama)
Audit menjadi tim pengembang sistem, auditor membantu tim untuk melakukan peningkatan kualitas dikembangkannya sistem yang dibangun oleh analisis, desingner dan programmer dan akan diterapkan. - Concurrent Audits (Audit Secara Bersama-sama)
Auditor melakukan evaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol berkembangnya sistem secara menyeluruh sudah dijalankan dengan baik, apakah sistem kompute rsudah dikelola dan dioperasikan dengan baik.
Dalam melakukan audit sistem komputerisasi
yang ada, dilaksanakan dengan menyeluruh, pada saat menjalankan pengujian,
dimanfaatkan bukti menarik kesimpulan dan memberikan rekomentasi terhadap
manajemen tentang hal yang berkaitan dengan efektititas, efisiensi dan
ekonomisnya sistem.